14 Januari 2019

Review Silsilah Nyi Endang Geulis


      Silsilah dari Nyi Endang Geulis yaitu Mbah kuwu Cirebon dan istrinya yaitu Nyai Endang Geulis putranya Prabu Siliwangi Pajajaran, ibunya Nyi Endang Geulis yaitu Endah Ayu setelah menikah dengan mbah kuwu Cirebon diganti namanya menjadi Nyi Putri Endang Geulis dan Mbah Kuwu Sangkan sesepuh Cirebon wiring Putra Sangyang Danuwaji. Kalau mbah kuwu Cirebon nya Putra Sangyang Prabu Siliwangi begitu beliau mempunyai wilayah kota Cirebon yaitu beliau. Karena di wakilin oleh keponakannya yaitu sebagai pimpinan walinya yaitu Mbah Syarif Hidayatullah sunan gunung jati Cirebon yaitu anaknya adiknya mbah kuwu Cirebon. Jadi ibunda KIAN NYIMAS RARASANTANG sekarang bilangnya Syarifah Mudaim. Punya anak lagi di pulau jawa di angkat menjadi wali songo yaitu mbah sunan Syarif Hidayatullah. Di sini mbah kuwu Cirebon sebagai uwanya dan mertuanya.
      Mbah Kuwu Sangkan merupakan paman dari Syarif Hidayatullah. Masyarakat cirebon mengenal Mbah Kuwu sebagai uwa-nya Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati. Dalam berbagai literatur menurut Mahrus, Mbah Kuwu mempunyai 5 nama yaitu Pangeran Cakrabuana, Walang Sungsang, Haji Abdullah Iman, Syekh Somadullah, dan Mbah Kuwu Sangkan Cirebon Girang itu sendiri. Mbah Kuwu Sangkan terlahir tiga bersaudara, yakni Mbah Kuwu Sangkan, Raden Kiansantang, beserta Nyai Rarasantang dari pasangan Prabu Siliwangi dan Nyai Subang Larang. Sebagai Putra Mahkota, Mbah Kuwu Sangkan mewarisi sifat kepemimpinan ayahandanya yaitu, Prabu Siliwangi. Hal ini terbukti dari pencapaiannya yang berhasil menduduki takhta Cirebon di bawah Kerajaan Pasundan yang saat itu dipimpin Raja Galuh, dan Mbah Kuwu merupakan raja pertamanya. Perjuangan Mbah Kuwu Sangkan membangun Cirebon dan menyebarkan Islam dimulai pada usianya yang kala itu masih sangat muda belia beliau baru menginjak usia 25 tahun. Ia mulai berdakwah, hingga mencapai puncaknya saat ia menduduki singgasana kerajaan Cirebon, dari situ ia memiliki kekuatan untuk memperluas wilayah dakwahnya.
      Diceritakan saat Nyai Endang Geulis menikah dengan pangeran walang sungsang pada tahun 1442 Masehi.Setelah menikah mereka singgah di lokasi talun ini untuk membabad hutan dan mendirikan kampung.Peninggalan nya berupa kolam-kolam dan sumur yang masih ada hingga saat ini,air nya pun tidak pernah surut walau musim kemarau datang. Tujuan awal mereka membuat kolam dan sumur tersebut tidak lain untuk di jadikan tempat wudhu bagi para semua pengikut nya yang beragama islam. Serta sekarang masyarakat sekitar menggunakan kolam dan sumur tersebut untuk syariat nujun bulan dan untuk syariat dagang/tempat usaha. Supaya ada nya kemajuan, kelancaran dan kesuksesan.

0 komentar:

Posting Komentar