16 Januari 2019

Review peninggalan Nyi Endang Geulis


 Nyi Ending Geulis singgah di lokasi di Talun ini setelah menikah, membabat hutan untuk mendirikan kampung. Peninggalannya berupa kolam-kolam dan sumur masih ada hingga sekarang, airnya tidak pernah surut kalau kemarau. Mereka membuat kolam dan sumur saat itu untuk dijadikan tempat abdas (wudhu) bagi para pengikut, saat itu mereka sudah memiliki pengikut karena memang sudah beragama Islam berikut ini adalah peninggalan yang ada di situs nyi ending geulis

1.Petilasan Nyi Endang Geulis

      Petilasan Nyi Endang Geulis dibuat setelah Nyi Endang Geulis menikah dengan pangeran walangsungsang atau Mbah Kuwu Sangkan mereka berdua singgah di lokasi Talun ini tepatnya di desa Kerandon mereka membabat hutan dengan tujuan mendirikan kampung kampung di sana yang hingga saat ini kampung tersebut dikenal sebagai Petilasan Nyi Endang Geulis.

2.Musholah

      Awal mula di buat musholah karena memang Warga dan juru kunci di sana berinisiatif mendirikan Musholah, untuk memfasilitasi yang ada di dalam Situs Nyi Endang dan di buatkan seperti tempat wudhu yang dulu terbatas, sekarang sudah di buatkan kran untuk wudhu, hal ini termasuk salah satu usaha untuk melayani atau memfasilitasi peziarah atau wisatawan dari hasil para donatur. Karena, memang Situs Nyi Endang ini sendiri belum tersentuh atau belum terjamah oleh Pemerintahan Kabupaten Cirebon sendiri. Untuk itu para warga dan Juru kunci disana berinisiatif mendirikan fasilitas fasilitas tersebut untuk para peziarah dan wisatawan yang datang ke sana.

 3.Balong ( Kolam ) Kemuliaan
      
Tempat nya di belakang pentilasan yang terdapat hutan lebat yang jarang di masuki oleh warga sekitar pohon pohon yang rapat dan rindang serta tebing yang curam di hutan itu terkesan mengandung hawa mistis di dalamnya tepat berada di bawah tebing arah meunuju hutan, terdapat kolam atau balong kemuliaan ukuranya terbilang tidak terlalu luas. di kolam atau balong kemuliaan inilah warga sekitar sering dijadikan tempat pembadiaan pengunjung karna di percaya dapat mendatangkan keberkahan di dalamnya .

4.  Sumur Jaya

  Tepat berada di samping kolam atau balong kemulian terdapat sumur jaya yang ukuranya lebih kecil dari kolam atau balong kemuliaan tersebut. Di sumur ini lah warga sekitar menggunakanya untuk syariat nujun bulan dan syariat dagang dengan tujuan untuk mendapatkan kemajuan, kelancaran,dan kesuksesan.
Masehi.Setelah menikah mereka singgah di lokasi talun ini untuk membabad hutan dan mendirikan kampung. Peninggalan nya berupa kolam-kolam dan sumur yang masih ada hingga saat ini, air nya pun tidak pernah surut walau musim kemarau datang. Tujuan awal mereka membuat kolam dan sumur tersebut tidak lain untuk di jadikan tempat wudhu bagi para semua pengikut nya yang beragama islam. Serta sekarang masyarakat sekitar menggunakan kolam dan sumur tersebut untuk syariat nujun bulan dan untuk syariat dagang/tempat usaha. Supaya adanya kemajuan, kelancaran dan kesuksesan.
       Demikian Nyi Endang Geulis yang telah di makamkan di situs ini, karena masih keturunan atau saudara wali songo yaitu Sunan Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati. Untuk memberikan pelayanan yang baik kepada peziarah, pihak pengelola berusaha menyediakan fasilitas untuk peziarah, yaitu mendirikan mushola, ada penerangan jalan (listrik), fasilitas di dalam seperti tempat wudhu yang dulu terbatas, sekarang sudah di buatkan kran untuk wudhu, hal ini termasuk salah satu usaha untuk melayani peziarah dari hasil para donatur. Karena, memang petilasan ini belum tersentuh atau belum terjamah oleh Pemerintahan Kabupaten Cirebon sendiri.


14 Januari 2019

Review Bangunan Situs Nyi Endang Geulis

      Bicara tentang bangunan ada apa saja sih bangunan yang ada di dalam Situs Nyi Endang Geulis bagunan yag terdapat di dalam Situs Nyi Endang Geulis yaitu berupa :

1.Petilasan Nyi Endang Geulis

      Petilasan Nyi Endang Geulis dibuat setelah Nyi Endang Geulis menikah dengan pangeran walangsungsang atau Mbah Kuwu Sangkan mereka berdua singgah di lokasi Talun ini tepatnya di desa Kerandon mereka membabat hutan dengan tujuan mendirikan kampung kampung di sana yang hingga saat ini kampung tersebut dikenal sebagai Petilasan Nyi Endang Geulis.

2.Musholah

      Awal mula di buat musholah karena memang Warga dan juru kunci di sana berinisiatif mendirikan Musholah, untuk memfasilitasi yang ada di dalam Situs Nyi Endang dan di buatkan seperti tempat wudhu yang dulu terbatas, sekarang sudah di buatkan kran untuk wudhu, hal ini termasuk salah satu usaha untuk melayani atau memfasilitasi peziarah atau wisatawan dari hasil para donatur. Karena, memang Situs Nyi Endang ini sendiri belum tersentuh atau belum terjamah oleh Pemerintahan Kabupaten Cirebon sendiri. Untuk itu para warga dan Juru kunci disana berinisiatif mendirikan fasilitas fasilitas tersebut untuk para peziarah dan wisatawan yang datang ke sana.

Review Alamat Situs Nyi Endang Geulis

       Saya akan mengulas bagaimana sih jalan menuju kesana dan bagaimana sih gambaran situasi disana. Situs Nyi Endang Geulis berada di wilayah Talun, desa krandon. Desa Krandon merupakan desa yang terletak di kecamatan Talun Kabupaten Cirebon. Secara geografis desa krandon memiliki luas wilayah 131 Ha, yang berjarak tempuh 2 km dari ibu kota Kecamatan Talun, dan 4 km dari kota Ciebon. Dataran dengan ketinggian rata-rata 500 m di atas permukaan laut. Perjalanan dari pusat kota bisa di tempuh dengan waktu sekitar ±20 menit menggunakan kendaraan roda empat maupun roda dua. Namun, jika mengguakan roda empat harus di parkir di pinggir jalan raya atau masuk dai gang lain yang tembus ke arah situs tersebut. Jalan yang berliku-liku dan melewati gang-gang sempit. Masyarakat di desa krandon mempunyai adat dan kebudayaan tinggi yang berlandaskan pada ajaran islam sebagai acuan dalam kehidupan bemasyarakat. Salah satu tokoh yang menjadi panutan di desa krandon dan berpengaruh bernama Ramblia yang merupakan juru kunci Situs Nyi Endang Geulis.

      Langsung saja saya akan membahas tentang bagaimana sih situasi di sana . sebenarnya patilasan atau Situs Nyi Endang Geulis sangat nyaman karena suasananya yang begitu asri dan letaknya agak sedikit di dataran tinggi juga mungkin jadinya mengeluakan hawa yang sejuk sayang gitu dia letaknya susah di jangkau, padahal suasana disana sangat enak banget. Masih belum terjamah oleh orang banyak, dilihat dari belakang Situs Nyi Endang Geulis masih terdapat pepohonan yang begitu asri. Begitu pun di belakang masjid suasana nya sangat asri dan sejuk, disamping masjid juga terdapat pendopo atau saung di saung ini biasa para peziarah atau para wisatawan sebagai tempat menunggu.tepat berada di samping pendopo atau saung terdapat tempat parkir sepeda dan motor, di sebelah tempat parkir juga terdapat WC dan tempat wudhu yang berdekatan, saya sangat pihatin dengan keadaan WC dan tempat wudhu disana menurut saya sangat kurang layak pakai disini lah peran pemerintahan kabupaten Cirebon harus berperan untuk mengubah tempat wisata tersebut agar lebih nyaman di gunakkan. Sayang banget kan tempatnya sudah bagus dan indah tapi tercemarkan karena fasilitas fasilitas di sana kurang layak di gunakkan.

      Di sana sudah bagus tempatnya terdapat tatanan tanaman tanaman yang indah enak di pandang di dalam Situs Nyi Endang Geulis mungkin tujuan di tanamnya bunga bunga tersebut agar para peziarah dan wisatawan lebih nyaman dan tidak bosan saat disana. Nah itulah gambaran suasana yang ada di dalam Situs Nyi Endang Geulis.

Review Peninggalan - Peninggalan Situs Nyi Endang Geulis

         Di sini saya akan mengulas ada apa saja sih peninggalan – peniggalan yang ada di Situs Nyi Endang Geulis tepatnya di Desa Kerandon, Talun, Kab. Cirebon. Nah peniggalannya berupa : Sumur Jaya dan Kolam ( Balong ) Kemuliaan.

        Disini saya akan membahas Sumur Jaya terlebih dahulu ya, Sumur Jaya merupakan tempat untuk mengambil air pada saat Nyi Endang Geulis ingin Mandi atau warga sekitar yang ingin mengambil air, Tepat berada di samping kolam atau ( balong ) kemuliaan tidak berada jauh terdapat sumur jaya yang ukuranya lebih kecil dari kolam atau balong kemuliaan tersebut. Di sumur ini lah warga sekitar menggunakkanya untuk syariat nujun bulan dan syariat dagang dengan tujuan untuk mendapatkan kemajuan, kelancaran,dan kesuksesan. Di Sumur Jaya ini juga memiliki bebatuan yang besar.

        Selain adanya sumur jaya, ada juga Kolam ( Balong ) Kemuliaan. Tempat nya di belakang pentilasan yang terdapat hutan lebat yang jarang di masuki oleh warga sekitar pohon pohon yang rapat dan rindang serta tebing yang curam di hutan itu terkesan mengandung hawa mistis di dalamnya tepat berada di bawah tebing arah meunuju hutan, Konon katanya menurut juru kunci Situs Nyi Endang Geulis jika mandi di Kolam ( Balong ) Kemuliaan akan menjadi sehat kembali yang tadinya sakit, Kolam ( Balong ) Kemuliaan bisa untuk mandi yang dulunya tidak sehat menjadi sehat, yang dulunya tidak menikah jadi menikah. Kolam ( Balong ) Kemuliaan ini juga sebagai tempat untuk mandi Nyi Endang Geulis dan bisa juga untuk mandi orang-orang yang berkunjung ke Nyi Endang Geulis agar permintaan nya diijabah tidak hanya mengambil air sumur tetapi mandi air balong juga permintaan nya akan diijabah. Ada juga bangunan yang ditinggalkan Nyi Endang Geulis yaitu Pintu pertama atau Gerbang utama, disitu Cuma ada satu pintu yang untuk masuk ke wilayah Nyi Endang Geulis. Nah itu lah peninggalan – peninggalan yang ada di dalam Situs Nyi Endang Geulis.

Review Silsilah Nyi Endang Geulis


      Silsilah dari Nyi Endang Geulis yaitu Mbah kuwu Cirebon dan istrinya yaitu Nyai Endang Geulis putranya Prabu Siliwangi Pajajaran, ibunya Nyi Endang Geulis yaitu Endah Ayu setelah menikah dengan mbah kuwu Cirebon diganti namanya menjadi Nyi Putri Endang Geulis dan Mbah Kuwu Sangkan sesepuh Cirebon wiring Putra Sangyang Danuwaji. Kalau mbah kuwu Cirebon nya Putra Sangyang Prabu Siliwangi begitu beliau mempunyai wilayah kota Cirebon yaitu beliau. Karena di wakilin oleh keponakannya yaitu sebagai pimpinan walinya yaitu Mbah Syarif Hidayatullah sunan gunung jati Cirebon yaitu anaknya adiknya mbah kuwu Cirebon. Jadi ibunda KIAN NYIMAS RARASANTANG sekarang bilangnya Syarifah Mudaim. Punya anak lagi di pulau jawa di angkat menjadi wali songo yaitu mbah sunan Syarif Hidayatullah. Di sini mbah kuwu Cirebon sebagai uwanya dan mertuanya.
      Mbah Kuwu Sangkan merupakan paman dari Syarif Hidayatullah. Masyarakat cirebon mengenal Mbah Kuwu sebagai uwa-nya Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati. Dalam berbagai literatur menurut Mahrus, Mbah Kuwu mempunyai 5 nama yaitu Pangeran Cakrabuana, Walang Sungsang, Haji Abdullah Iman, Syekh Somadullah, dan Mbah Kuwu Sangkan Cirebon Girang itu sendiri. Mbah Kuwu Sangkan terlahir tiga bersaudara, yakni Mbah Kuwu Sangkan, Raden Kiansantang, beserta Nyai Rarasantang dari pasangan Prabu Siliwangi dan Nyai Subang Larang. Sebagai Putra Mahkota, Mbah Kuwu Sangkan mewarisi sifat kepemimpinan ayahandanya yaitu, Prabu Siliwangi. Hal ini terbukti dari pencapaiannya yang berhasil menduduki takhta Cirebon di bawah Kerajaan Pasundan yang saat itu dipimpin Raja Galuh, dan Mbah Kuwu merupakan raja pertamanya. Perjuangan Mbah Kuwu Sangkan membangun Cirebon dan menyebarkan Islam dimulai pada usianya yang kala itu masih sangat muda belia beliau baru menginjak usia 25 tahun. Ia mulai berdakwah, hingga mencapai puncaknya saat ia menduduki singgasana kerajaan Cirebon, dari situ ia memiliki kekuatan untuk memperluas wilayah dakwahnya.
      Diceritakan saat Nyai Endang Geulis menikah dengan pangeran walang sungsang pada tahun 1442 Masehi.Setelah menikah mereka singgah di lokasi talun ini untuk membabad hutan dan mendirikan kampung.Peninggalan nya berupa kolam-kolam dan sumur yang masih ada hingga saat ini,air nya pun tidak pernah surut walau musim kemarau datang. Tujuan awal mereka membuat kolam dan sumur tersebut tidak lain untuk di jadikan tempat wudhu bagi para semua pengikut nya yang beragama islam. Serta sekarang masyarakat sekitar menggunakan kolam dan sumur tersebut untuk syariat nujun bulan dan untuk syariat dagang/tempat usaha. Supaya ada nya kemajuan, kelancaran dan kesuksesan.

Review Sejarah Nyi Endang Geulis


    Cirebon merupakan salah satu daerah sentral penyebaran Islam di Jawa Barat. Selama ini masyarakatnya hanya mengenal Syarif Hidyatullah atau Sunan Gunung Jati sebagai tokoh utama penyebar Islam di Jawa Barat, salah satunya di Cirebon.
   Tetapi jika ditelusuri lebih jauh, tokoh atau orang yang pertama kali membangun pondasi keislaman adalah Mbah Kuwu Sangkan (lahir sekitar 1423 masehi) yang merupakan suami dari Nyi Endang Geulis itu sendiri. Disini kita akan membahas siapa saja sih silsilah dari Situs Nyi Endang Geulis kita akan menelusuri lebih lanjut jejak Mbah Kuwu Sangkan dan Nyi Endang Geulis di daerah Cirebon tepatnya di desa Krandon Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon.
      Sejarah secara singkat boleh dikatakan patilasan atau makdaroh. Mbah kuwu Cirebon terutama mbah kuwu Cirebon sangkan Cirebon, beliau dengan istrinya Nyi Endang Geulis . Disini kramat cimandoi, kramat talun dan kramat balong biru. Merupakan mbah kuwu Cirebon semua, jadi 1 orang mempunyai 3 lokasi, perbedaannya ada di Makam dan tidak ada Makam. Tapi tetap tertuju kepada beliau mbah kuwu Cirebon dan istrinya yaitu Nyai Endang Geulis putranya Prabu Siliwangi Pajajaran, ibunya Nyi Endang Geulis yaitu Endah Ayu setelah menikah dengan mbah kuwu Cirebon diganti namanya menjadi Nyi Putri Endang Geulis dan Mbah Kuwu Sangkan sesepuh Cirebon wiring Putra Sangyang Danuwaji. Kalau mbah kuwu Cirebon nya Putra Sangyang Prabu Siliwangi begitu beliau mempunyai wilayah kota Cirebon yaitu beliau. karena di wakilin oleh keponakannya yaitu sebagai pimpinan walinya yaitu Mbah Syarif Hidayatullah sunan gunung jati Cirebon yaitu anaknya adiknya mbah kuwu Cirebon. Jadi ibunda KIAN NYIMAS RARASANTANG sekarang bilangnya Syarifah Mudaim. Punya anak lagi di pulau jawa di angkat menjadi wali songo yaitu mbah sunan Syarif Hidayatullah. Di sini mbah kuwu Cirebon sebagai uwanya dan mertuanya. Jadi raja Cirebon itu masih satu keturunan cucunya, kalau berbeda satu orang mungkin kerajaannya tidak akan benar, jadi harus satu keturunan, satu irama, satu pendapat. Dan itu sejarah singkatnya, tidak bisa panjang lebar karena diharuskan ada syarat-persyaratannya yaitu sajen yang luar biasa. Nanti datang tidak ada makanan bisa celaka. Jadi, kalau yang datang kesini harus memenuhi Syariat, Ikhtiar. Mencari kharoman dan wasiahnya beliau. Semoga tujuan kita ini di dunia ijabah sama Allah SWT. Supaya menjadi orang sukses jadi syariat dan ikhtiar. Syariatnya kita belajar dan berdo’a serta ikhtiar kita berusaha insyaallah kita menjadi orang yang sukses.

Review Silsilah Situs Nyi Endang Geulis

      Cirebon merupakan salah satu daerah sentral penyebaran Islam di Jawa Barat. Selama ini masyarakatnya hanya mengenal Syarif Hidyatullah atau Sunan Gunung Jati sebagai tokoh utama penyebar Islam di Jawa Barat, salah satunya di Cirebon.

      Tetapi jika ditelusuri lebih jauh, tokoh atau orang yang pertama kali membangun pondasi keislaman adalah Mbah Kuwu Sangkan (lahir sekitar 1423 masehi) yang merupakan suami dari Nyi Endang Geulis itu sendiri. Disini kita akan membahas siapa saja sih silsilah dari Situs Nyi Endang Geulis kita akan menelusuri lebih lanjut jejak Mbah Kuwu Sangkan dan Nyi Endang Geulis di daerah Cirebon tepatnya di desa Krandon Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon.

      Mbah Kuwu Sangkan merupakan paman dari Syarif Hidayatullah. Masyarakat cirebon mengenal Mbah Kuwu sebagai uwa-nya Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati. Dalam berbagai literatur menurut Mahrus, Mbah Kuwu mempunyai 5 nama yaitu Pangeran Cakrabuana, Walang Sungsang, Haji Abdullah Iman, Syekh Somadullah, dan Mbah Kuwu Sangkan Cirebon Girang itu sendiri. Mbah Kuwu Sangkan terlahir tiga bersaudara, yakni Mbah Kuwu Sangkan, Raden Kiansantang, beserta Nyai Rarasantang dari pasangan Prabu Siliwangi dan Nyai Subang Larang. Sebagai Putra Mahkota, Mbah Kuwu Sangkan mewarisi sifat kepemimpinan ayahandanya yaitu, Prabu Siliwangi. Hal ini terbukti dari pencapaiannya yang berhasil menduduki takhta Cirebon di bawah Kerajaan Pasundan yang saat itu dipimpin Raja Galuh, dan Mbah Kuwu merupakan raja pertamanya. Perjuangan Mbah Kuwu Sangkan membangun Cirebon dan menyebarkan Islam dimulai pada usianya yang kala itu masih sangat muda belia beliau baru menginjak usia 25 tahun. Ia mulai berdakwah, hingga mencapai puncaknya saat ia menduduki singgasana kerajaan Cirebon, dari situ ia memiliki kekuatan untuk memperluas wilayah dakwahnya.

      Cerita beralih dengan menceritakan bagaimana Mbah Kuwu Sangkan bisa menikahi Nyi Endang Geulis dimulai dari Sang Danuwarsi yang juga dikenal dengan nama Ajar Sasmita yang tengah mengajar Walangsungsang. Sang Danuwarsi mengganti nama Walangsungsang menjadi Samadullah dan menghadiahi sebuah cincin bernama Ampal yang berkesaktian dapat dimuati segala macam benda. Ketika keduanya tengah asyik berbincang-bincang tiba-tiba datanglah Rarasantang yang serta merta memeluk kakaknya. Di Gunung Merapi, Walangsungsang atau Mbah Kuwu Sangkan dinikahkan dengan putri Danuwarsi yang bernama Nyi Endang Geulis. Sesuai dengan petunjuk Resi Danuwarsi, Samadullah beserta istri dan adiknya meninggalkan Gunung Merapi menuju bukit Ciangkup. Nyi Endang Geulis dan Rarasantang dimasukkan ke dalam cincin Ampal.

      Semasa hidup, Mbah Kuwu Sangkan memiliki dua istri, yakni Nyi Endang Geulis dan Nyai Ratna Lilis. Dari pernikahannya dengan Nyi Endang Geulis dianugerahi keturunan Nyi Pakung Wati yang kelak menjadi salah satu pendamping Syekh Syarif Hidayatullah. Syekh Syarif Hidayatullah sendiri merupakan putra dari Nyai Rarasantang, adik Mbah Kuwu Sangkan. Sedangkan dari pernikahannya dengan Nyai Ratna Lilis dianugerahi seorang putra bernama Pangeran Abdurrokhman. Mbah Kuwu Sangkan dan istrinya yaitu Nyai Endang Geulis putranya Prabu Siliwangi Pajajaran, ibunya Nyi Endang Geulis yaitu Endah Ayu setelah menikah dengan Mbah kuwu Cirebon diganti namanya menjadi Nyi Putri Endang Geulis dan Mbah Kuwu Sangkan sesepuh Cirebon wiring Putra Sangyang Danuwaji. Kalau mbah kuwu Cirebon nya Putra Sangyang Prabu Siliwangi begitu beliau mempunyai wilayah kota Cirebon yaitu beliau. Itulah silsilah dari Mbah Kuwu Sangkan beserta sang istri Nyi Endang Geulis.